Tidak seperih disunut rokok
Hanya seperti digigit semut merah
Menyisakan sedikit sesal yang belum bertemu akhirnya
Membuat dada terasa panas
Mengapa diri pernah mengabaikan yang memberi dengan sukarela
Tidak, mungkin hanya sedang rindu saja
Friday, October 25, 2013
Saturday, October 19, 2013
Apa iya?
Pagi ini saya berpikir tentang
diri saya sendiri. Diri saya yang entah, mungkin terlalu suka menutup diri. Saya
bukan tipe orang yang senantiasa menceritakan apapun yang ada didalam benak
saya ataupun hati saya kepada orang lain. Seterbuka nya
saya, hanya dalam kata-kata dengan makna tersirat yang saya tulis di jejaring
sosial. Bila ada yang bertanya, mengapa? Hanya
tidak apa-apa lah jawabannya.
Saya sudah biasa seperti ini,
sampai saya merasa, ketika saya punya beban sebesar dunia dan tak membaginya, menjadi hal yang sah saja. Menangis? Sering. Apa yang
dilakukan seseorang bila tak ada bahu untuk bersandar? Menumpahkan emosi dalam
beberapa tetes air mata tentunya.
Terkadang saya pun bertanya-tanya,
apakah saya yang terlalu suka menutup diri, atau memang dunia yang sengaja
menutup pintunya agar saya tak bisa masuk? Bila memang yang kedua, apakah itu
karena yang pertama? Bila memang yang pertama, apakah itu karena yang kedua? Tetap
tak ada jawaban.
Subscribe to:
Posts (Atom)