Sunday, October 23, 2011

Hujan dan Teduh by Wulan Dewatra

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.

Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka,
Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku.
Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka?
Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan.
Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.

Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan...

- Hari ke-9 setelah perpisahan yang sebenarnya. Ada yang aneh kalo inget sekarang kita bener-bener udah gak bareng lagi, setelah semua yang udah kita lewatin bareng. Haha. Mungkin kenangan-kenangan itu gak mungkin bisa aku lupain. Terlalu lama, 20 bulan lama, kan? Ya.. Bakal kusimpen terus semuanya. Sering banget aku ngerjain hal-hal lain biar gak keingetan lagi sama kamu. Makanya aku jarang nangis. Tapi, sekali keinget, langsung menitikan air mata. Wkwk. Apalagi kalo ngeliat lagi foto-foto kita dulu, atau kubaca lagi sms-sms kita dulu. Beeeh, banjir. Haha. Tapi aku tau kita gak bakal bisa bareng lagi. Mungkin bukan sekarang, tapi aku yakin suatu saat nanti kita bakalan bersyukur karena adanya keputusan ini.
030210-141011. Terima kasih untuk semuanya. I wish nothing but the best for you.