Saturday, January 18, 2014

Jakarta, Istirahatlah Sebentar


Entah sudah berapa hari Jakarta di guyur hujan. Kadang lebat, kadang gerimis kecil. Lebih sering datang tiba-tiba, tapi yang tiba-tiba belum tentu tidak memberi tanda kedatangannya, mungkin seperti langit yang selalu hitam. Sebab pukul  7 pagi di sini seperti pukul  5 subuh, seakan sudah biasa dengan macetnya Jakarta dalam remang. Memang, sesekali harus turun dari kendaraan menunggu hujan reda, karena naik mobil bisa saja tidak sampai tujuan tepat waktu.

Selalu ada yang kusenangi tentang menepi setelah perjalanan jauh meski dekat karena hujan menghampiri. Mendengar suaranya yang perlahan tetes memantul setelah menggapai tanah yang mereka tuju. Hujan membawa senyum. Baunya yang khas menjadi hal yang disukai si melankoli. Ada damai yang aneh. Damai yang tak bisa kudapatkan saat matahari menyengat. Semua orang disekelilingku dengan terpaksa beristirahat, keterpaksaan yang tepat, mengistirahatkan pikiran dari debu Jakarta yang terlalu banyak.


Jakarta, istirahatlah sebentar.